Akselerasi? Yakin?

11:37 PM

SMAN 1 Bekasi merupakan sekolah pertama dan terbaik di Bekasi. Smansa menjadi sekolah rujukan dan percontohan bagi SMA lainnya khususnya di wilayah Bekasi Kota maupun Kabupaten. Dan salah satu keunggulan lainnya yaitu Smansa menjadi sekolah pertama di Bekasi yang memiliki program Akselerasi atau Cerdas Istimewa (CI). Program CI di Smansa sendiri sudah ada sejak tahun 2005. Hingga saat ini (2016) Smansa sudah memiliki 12 angkatan kelas akselerasi.

Suatu daya tarik sendiri bagi para siswa untuk menjadi bagian dari akselerasi. Program percepatan yang ditawarkan yaitu dapat menyelesaikan SMA dalam waktu 2 tahun menjadi alasan utama. Termasuk saya dan orang tua saya. Sebetulnya, saya masuk ke Smansa bukanlah yang pertama di keluarga. Namun ada kakak saya yang sebelumnya sudah mendahului dan bahkan sudah bekerja sekarang. Ia masuk pada tahun 2008. Pada saat itu ia memutuskan untuk masuk ke program CI, yang mana pada saat itu ia merupakan angkatan ke-4 dari akselerasi Smansa. Maka dari itu, ketika saya diterima di Smansa, orang tua saya berharap agar saya melakukan hal yang sama.

Pada saat itu, sebetulnya saya ragu untuk masuk ke kelas akselerasi. Karena saya lebih senang untuk aktif di organisasi, sedangkan kelas akselerasi memiliki hambatan untuk aktif di organisasi karena waktu yang terbatas dan lebih dipadatkan ke arah pembelajaran. Saya memiliki keinginan untuk aktif organisasi saat SMA nanti. Hal ini menjadi perdebatan bagi saya dan orang tua. Mereka menyarankan saya untuk masuk ke kelas akselerasi. Karena, bila terlalu aktif berorganisasi, kedua orang tua saya khawatir akan berpengaruh terhadap prestasi belajar saya yang sangat berpengaruh untuk masuk ke perguruan tinggi. Saya sangat setuju dengan hal tersebut, karena ketika duduk di bangku SMP saya cukup aktif berorganisasi sampai beberapa nilai saya mengalami penurunan. Namun dalam hati, masih terbesit keinginan untuk merasakan organisasi di SMA.

Pada hari itu, para orang tua murid baru dikumpulkan di aula sekolah. Dengan maksud memberikan pengarahan dan sosialisasi terkait kegiatan belajar mengajar di sekolah nantinya. Pada pertemuan itu juga disampaikan 20 anak yang terpilih menjadi bagian dari kelas akselerasi. Hal ini berdasarkan hasil placement test penjurusan yang telah diikuti oleh seluruh siswa. Namun tidak diterangkan lebih detail terkait apa yang menjadi dasar pemilihan nama-nama tersebut.

Dan ya, nama saya tidak ada dalam daftar tersebut. Perasaan bercampur aduk. Di satu sisi saya berpikir inikah jalan untuk aktif organisasi di SMA, namun di sisi lain hati saya cukup kecewa karena tidak bisa mewujudkan apa yang orang tua saya harapkan. Namun, entah mengapa dari situ justru saya ingin sekali dan lebih menyesal karena tidak lolos seleksi akselerasi. Beberapa teman saya tampak senang dan puas ketika mereka berhasil lolos, beberapa bimbang dan galau harus mengambil atau tidak tawaran akselerasi tersebut. Hal ini membuat saya semakin merasa menyesal. Dan berharap bisa mendapatkan kesempatan kembali.

"Dimana ada kemauan, disitu ada jalan."

Beberapa hari berlalu, hati ini sudah merelakan hasil tersebut. Tiba-tiba nada pengumuman melantun dari pengeras suara kelas, memotong khidmatnya pembelajaran. Diumumkan bahwa nama-nama yang disebutkan diminta untuk menuju ruang auditorium sekolah. Terkejutlah saya ketika mendengar nama saya disebutkan. Saya tidak tahu pengumuman apa ini, namun firasat saya kuat bahwa ini ada hubungannya dengan akselerasi. Lantas ketika kami semua dikumpulkan, benar saja. Ada sekitar 70 orang yang dikumpulkan dalam ruangan. Kami semua merupakan siswa-siswa yang berkesempatan untuk mengikuti seleksi akselerasi berdasarkan hasil psikotest. Ternyata, 20 anak yang disebutkan itu belumlah final. Dilakukan beberapa perubahan keputusan dan dihasilkan 70 anak yang berhak tersebut.

Bagai diberi kesempatan kedua, saya sangat mensyukuri hal tersebut, Tanpa keraguan saya mengatakan siap untuk mengikuti seleksi selanjutnya. Hanya sekitar 60 anak yang memutuskan untuk siap mengikuti seleksi selanjutnya, sedangkan yang lainnya memilih untuk mundur. Pada akhirnya, segala rangkaian seleksi mulai dari psikotest, task commitment, dan tes akademik kami lakukan. Tak tahu hasil apa yang akan saya dapat nantinya, namun saya bersyukur bisa mendapat kesempatan ini.

Nada pengumuman kembali melantun dari pengeras suara. Hati ini berdebar menunggu pengumuman apa yang akan disampaikan. Kembali lagi, disebutkannya nama-nama. Dan....... ya alhamdulillah namaku kembali disebut kali ini. Saya sebenarnya tidak mengetahui kali ini perihal apa, namun yang jelas jumlah nama yang disebutkan lebih sedikit dari sebelumnya. Kali ini ada 28 yang disebutkan, dan diminta untuk berkumpul di aula.

Ya, benar saja ternyata inilah nama-nama yang diminta untuk mengikuti wawancara seleksi akselerasi. Kami hendak ditanyakan kesiapannya untuk menjadi murid aksel, apakah siap dengan segala tugas yang akan diterima, padatnya waktu belajar, serta kesulitan-kesulitan lainnya. Sampai pada akhirnya terbentuklah Akselerasi angkatan 12 dengan jumlah siswa 25 anak.


Syukur tak henti dipanjatkan. Rintangan besar berada di depan mata.

  • Share:

You Might Also Like

0 comments